Kamis, 19 September 2019

Faham-faham Filsafat pendidikan


FAHAM – FAHAM FILSAFAT PENDIDIKAN
Tugas ini disususn untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar filsafat pendidikan
Yang dibina oleh


Oleh
Kelompok 2
Muhammad Abdullah 18862040018
Noor Baidho 18862040026
UNIERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
2018/2019



KATA PENGANTAR

                Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kauasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapatdi pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk bagi kita semua yang membaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan pengetahuan kami masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa meridhai segala urusan kita. Amin.

Karang Intan, 21 Maret 2019






DAFTAR ISI


Kata Pengantar ………………………………….……………………….……………… 2
Daftar Isi ………………………………….…………………………….………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang …………………………………………………………...…..….... 4
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………....…...……. 5
C.     Tujuan …………….………………………………………………...…....….……. 5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat Pendidikan .……………………………………………..…..... 6
B.     Paham Aliran Progresivisme……………………………………........................... 6
C.     Paham Aliran Esensialisme.…………………………………………….………… 7
D.    Paham Aliran Perenialisme……………………………………………………....... 9
E.     Paham Aliran Rekonstruksionalisme……………………………………….…….. 10
F.      Paham Aliran Eksistensialism...…………………………………………………... 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan  ...…………………………………………………………................. 12
B.     Saran …………………………………………………………………………....… 12
Daftar Pustaka…………………………………………………….…………………………13
                                                     




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tiap-tiap aliran filsafat bukanlah merupakan usaha mengakhiri perbedaan-perbedaan prinsipil dari suatu ajaran. Tetapi justru di dalam kebebasan memilih dan mengembangkan ide-ide filsafat itu, asas filosofis yang menghormati martabat kemanusiaan setiap orang tidak hanya teroritis adanya, melainkan praktis, dilaksanakan. Inilah satu bukti dan jaminan konkrit kebenaran-kebenaran filsafat yang asasi.
Jadi mengingkari kebebasan subyek, meniadakan eclecticisme bertentangan dengan asas-asas utama di dalam filsafat yang ideal. Dan ini perlahan-lahan tetapi pasti, membunuh perkembangan filsafat itu sendiri. Bahkan tidak adanya eclecticisme itu bertentangan dengan kodrat asasi pribadi manusia yang mengandung sifat-sifat individualitas dan sifat kepribadian yang unik.
Klasifikasi aliran-aliran filsafat pendidikan berdasarkan perbedaan-perbedaan teori dan praktek pendidikan yang menjadi ide pokok masing-masing filsafat tersebut. Demikian pula klasifikasi itu sendiri akan berbeda-beda menurut cara dan dasar yang menjadi kriteria dalam menetapkan klasifikasi itu. Misalnya ada yang membuat klasifikasi aliran filsafat pendidikan berdasarkan asas dichotomi yakni antara aliran progressive dan aliran conservative. Tetapi klasifikasi yang demikian sukar untuk menampung adanya kenyataan bahwa masing-masing aliran yang relatif banyak itu mempunyai pula segi-segi yang overlapping. Karena itu tak akan ada sifat yang murni bagi suatu aliran untuk digolongkan sebagai konservatif semata-mata, jika kita cukup jujur untuk melihat adanya unsur-unsur progressif di dalamnya. Itulah sebabnya, perlu kita sadari bahwa klasifikasi aliran-aliran filsafat itu harus didasarkan atas penelitian yang mendalam dan sangat hati-hati.











B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian filsafat pendidikan ?
2.      Bagaimana paham aliran progresivisme dan tokohnya ?
3.      Bagaimana paham aliran esensialisme dan tokohnya ?
4.      Bagaimana paham aliran perenialisme dan tokohnya ?
5.      Bagaimana paham aliran rekonstruksionalisme dan tokohnya ?
6.      Bagaimana paham aliran eksistensialisme ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian filsafat pendidikan.
2.      Mengetahui tentang paham aliran progresivisme dan tokohnya.
3.      Mengetahui tentang paham aliran esensialisme dan tokohnya.
4.      Mengetahui tentang paham aliran perenialisme dan tokohnya.
5.      Mengetahui tentang paham aliran rekonstruksionalisme dan tokohnya.
6.      Mengetahui tentang paham aliran eksistensialisme.



















BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Filsafat Pendidikan

ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisis secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuh aspek pengalaman. Filsafat pendidikan berusaha menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya manusia, teori kurikulum dan pembelajaran serta aspek-aspek pendidikan yang lain.

Paham-Paham Filsafat Pendididkan

A.    Paham Aliran Progresivisme

Filsafat pendidikan Progresivisme ini di awali dengan sebuah kelompok yang didirikan di tahun 1918. Aliran ini menyatakan bahwasanya pengetahuan yang benar pada masa sekarang belum tentu akan benar juga di masa mendatang. Pendidikan lebih dititikberatkan pada peserta didik, bukan pada gurunya.
      Konsep dasar dalam aliran progrresivisme adalah pkeyakinan bahwasanya manusia memiliki kemampuan yang bisa mengatasi masalah yang mengancam keberadaanya secara wajar. Dalam hal ini penganut aliran ini tak mengenal teori nyata yang bersifat umum. Pengalaman dipandang sebagai hal yang berunsur dinamis, tempo waktu dan menyala.
       Perkembangan nilai berlangsung dengan adanya pengalaman dari individu yang dipadu dengan nilai yang telah ada dalam budaya. Fungsi belajar dikatakan sebagai cara meninggikan tingkat kehidupan sosial yang sangat beragam. Kurikulu yang baik ditetapkan atas dasar eksperimental. Artinya kurikulum bisa disesuaikan dengan kebutuhan zaman.
       Inti dari aliran ini yaitu memandang siswa sebagai pusat pendidikan. Semua dari diri siswa meliputi kreativitas, aktifitas, belajar dari lingkungan, pengalaman merupakan faktor yang sangat berpengaruh. 

Tokoh Tokoh Filsafat Pendidikan Progresivisme :

1.      William James
James Berpendapat bahwasanya otak dan pikiran memiliki ketetapan organik dan harus memiliki fungsi biologik dan nilai demi kelangsungan hidup. Fungsi pikiran dipelajari sebagau bentuk dari subjek pokok pengetahuan eksakta. James tidak menyangkutkan pikiran dengan ilmujiwa pra konsepsi teologi dan menempatkan di atas kemungkinan prilaku.

2. John Dewey
teori yang dikemukan John Dewey ini adalah penekanan pada siswa dan pada subjeknya. Dalam hal ini muncul istilahChild Centered Curriculum dan Child Centered School. Dalam lingkup pengertian Dewey, peserta didik lebih dipersiapkan untuk menghadapi masa sekarang daripada masa mendatang yang belum jelas.

3. Hans Vaihinger
makna dari ‘tahu’ sangatlah sederhana. Penyesuaian sebuah materi bisa dibuktikan. Standar sebenarnya dalam berpikir adalah bagaimana hasil berpikir tersebut bisa memberi pengaruh pada kejadian di sekitar.

Pada hakikatnya, dalam aliran ini tidak menerima adanya sikap otoriter. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwasnya pusat pendidikan itu adalah peserta didik itu sendiri. Dengan adanya otoriter tentu akan membunuh kemampuan, kreatifitas, bakat dan minat peserta didik. Bagaimana tidak, peserta didik hanya dipaksa mengikuti satu aturan.

B.   Paham Aliran Esensialisme

Aliran esensialisme ialah aliran filsafat yang berasumsi bahwa hal-hal yang esensial dari pengalaman insan yang mempunyai nilai guna dibimbing. Semua insan dapat mengenal hal-hal yang esensial, bilamana ia berpendidikan. Jadi aliran esensialisme memandang bahwa edukasi harus berpijak pada dasar nilai-nilai yang mempunyai kejelasan dan tahan lama, sehingga menyerahkan kestabilan dan arah yang jelas. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang adalahreaksi terhadap hidup yang megarah pada keduniawian, serba ilmiah dan materialistik, pun diwarnai oleh pandangan-pandangan dari paham pengikut aliran idealisme dan realisme.
Prinsip dasar aliran Esensialisme ini adalah mengambil patokan pendidikan berdasarkan nilai budaya yang telah diwariskan dari dahulu kala. Pendidikan dipandang sebagai bentuk perlakuan yang harus jelas dan tahan lama,stabil dengan suatu koridor kepastian.

     Aliran ini lebih ‘memaksa’ peserta didik untuk mengikuti aturan dan nilai yang telah ditetapkan. Dengan demikian ini akan bersifat melestarikan budaya. Dasar penetapan ini dianalogiakan pada alam, bahwaasanya di alam dikenal dengan hukum alam. Semua yang ada di alam harus menaati hukum alam tersebut mau tidak mau
Tokoh utama aliran esensialisme ;
1. Desiderius Ersamus (abad ke-15 dan mula abad ke-16) yang berusaha supaya kurikulum sekolah mempunyai sifat humanistis dan mempunyai sifat internasional, sehingga dapat mencakup lapisan menenah dan kaum aristokrat.
2. Johann Amos Comenius (1592-1670) yang berasumsi bahwa pendidikan memiliki peranan menyusun anak cocok dengan kehendak Tuhan.
3. John Locke (1632-1704) yang berasumsi bahwa edukasi selalu dekat dengan kondisi dan kondisi
4. Johann Henric Pestalozzi (1746-1827) yang paling percaya bahwa pada diri insan ada kemampuan-kemampuan sewajarnya, dan ia berkeyakinan bahwa manusia pun mempunyai hubungan transendental dengan Tuhan
5. Johann Friederich Frobel (1782-1852) yang berpandangan bahwa insan tunduk dan mengekor ketentuan-ketentuan hukum alam. Dia pun memandang bahwa anak ialah makhluk yang berekspresi dan kreatif yang tingkah lakunya bakal nampak adanya kualitas metafisis. Tugas edukasi menurut-nya ialah memimpin anak didik ke arah kesadaran diri sendiri, cocok dengan fitrah kejadiannya.
6. Johann Friederic Herbert (1776-1841) yang berasumsi bahwa destinasi pendidikan ialah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebaikan dari yang mutlak dan berikut yang dinamakan proses pencapai destinasi pendidikan. Sebagai pengajaran yang mendidik.
7. William T. Harris (1835-1909) yang bepandangan bahwa tugas pendidikan ialah terbukanya realitas menurut sususunan yang pastu menurut spiritual, dan status sekolah ialah sebagai lembaga yang merawat nilai-nilai yang sudah turun temurun dan menjadi penuntun penyesuaian diri untuk masyarakat.
Tokoh esensialisme dalam menjaga pendapat dan pahamnya, mereka menegakkan suatu organisasi yang mempunyai nama Essentialist Committee for the Advancement of Education pada tahun 19930, dan melewati organisasi ini, pandangan-pandangan esensialisme dikembangkan ke dalam dunia pendidikan. Adapun destinasi umum aliran esensialisme ialah membentuk individu bahagia di dunia dan akhirat.






C.     Paham Aliran Perenialisme
Aliran Filsafat pendidikan Perenialisme ini bersifat mundur. Dalam artian khusus mereka memandang bahwasanya pendidikan masa sekarang penting dikembalikan sebagaimana budaya pendidikan di masa lalu.
Aliran ini berfokus pada tujuan dan arah pendidikan ini menjadi apa. Dibutuhkan sebuah tujuan khusus yang jelas dalam filsafat pendidikan. Sebagai bahan perbandingan, jika aliran progresivisme memberikan kebebasan kepada peserta didik, esensialisme menetapkan suatu aturan yang jelas, aliran perenialisme ini ingin kembali ke masa lalu.
Beberapa tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah ariestoteles. Penanaman prinsip perenis ini telah dilakukan aristoteles, kemudian dilanjutkan oleh Thomas Aquinas sebagai reformis di abad ke 13. Dalam kesatuannya, perenialism berpendapat bahwa keyakinan akan aksiomatis pada zaman dahulu harus dijadikan sebagai dasar dalam menyusun konsep pendidikan sekarang. Bukan berniat mengembalikan, ilmu pengetahuan pada masa lalu, tetapi azas azas pendidikan masa lalu tersebut yang patut untuk diterapkan sekarang.
Proyeksi yang diharapkan dari peserta didik adalah bagaimana meningkatkan kemampuan sebagaimana orang dahulu menemukan, memperkenlkan karya karya dalam ilmu pengetahuan. Ini lebih pada tatanan kedisiplinan pribadi. Peserta didik harus tahu bagaimana proses berfikir sehingga mampu menjadi dorongan untuk berbuat sesuatu pada ilmu pengetahuan.
Asas yang dianut perennialisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang berkiblat dua aspek. Pertama, teologis yang bernaung pada doktrin agama, dan kedua ialah sekuler yang berpegang pada gagasan dan cita filosofis Plato dan cita filosofis Aristoteles. Kedua figur ini, dan tergolong Thomas Aquinas mempunyai pengaruh terhadap aliran perennialisme.
Berdasarkan keterangan dari Plato :
Manusia secara kodrati mempunyai tiga potensi, yakni nafsu, kemauan, dan pikiran. Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi tersebut dan untuk masyarakat, supaya kebutuhan yang terdapat pada tiap lapisan masyarakat dapat terpenuhi. Ide-ide Plato tersebut, dikembangkan oleh Aristotelss dengan lebih men-dekatkan untuk dunia kenyataan.
Berdasarkan keterangan dari Aristoteles :
Tujuan pendidikan ialah “kebahagiaan”. Untuk menjangkau tujuan edukasi itu, maka aspek jasmani, emosi dan intelek mesti dikembangkan secara seimbang.
Selanjutnya, menurut keterangan dari Thomas Aquines :
Pendidikan ialah sebagai usaha mewujudkan kapasitas yang terdapat dalam individu supaya menjadi aktualitas aktif dan nyata. Dalam urusan ini, peranan guru ialah mengajar, memberi bantaun pada anak diri guna mengembangkan potensi-potensi yang terdapat padanya.


Prinsip-prinsip edukasi aliran perennialisme yang sudah diuraikan, sepertinya telah memprovokasi sistem edukasi modern, laksana pembagian kurikulm guna sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi dan edukasi orang dewasa.



D.    Paham Aliran Rekonstruksionalisme
Aliran rekonstruksionalisme adalah berjuang membina sebuah konsensus yang sangat luas tentang destinasi utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Untuk menjangkau tujuan tersebut, aliran rekonstruksionalisme berjuang mencari kesepakatan seluruh orang tentang tujuan utama yang dapat menata tata kehidupan insan dalam sebuah tatanan baru semua lingkungannya. Karena itu, melewati lembaga dan proses pendidikan, rekonstruksionalisme hendak “merombak tata rangkaian lama, dan membina tata rangkaian hidup kebudayaan yang sama sekali baru.
Para pengikut aliran rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa bangsa-bangsa di dunia memiliki hasrat yang sama untuk membuat satu dunia baru, dengan satu kebudayaan bari di bawah satu kedaulatan dunia, dalam pengawasan beberapa besar umat manusia. Pikiran-pikiran rekonstruksionalisme berikut yang lantas menjiwai pandangan pemuka-pemuka dunia dalam upaya membuat kelestarian dunia, dan dalam rangka mengatasi kesenjangan yang melanda kehidupan umat insan dewasa ini.
     Paham rekonstruksional ini berupa sebuah aliran yang berusaha untuk merubah tatanan kebudayaan lama menjadi kebudayaan baru. Sesuai dengan kata dasar rekonstruksi, construct; membangun ulang. Latar belakang-nya bisa disamakan dengan aliran perenialisme, dimana merasa krisis pada masa sekarang.
     Perbedaannya terlihat dimana pada perenialisme, ingin keluar dari situasi sekarang dengan kembali menerapakan azas pendidikan masa lalu, sementara untuk rekonstruksionismee lebih ‘optimis’ dengan membangun budaya baru yang lebih baik dari sekarang dan masa lalu.
     Pelopor rekonstruksionisme ini dikenal nama George Count, Harold Rugg di tahun 1930. Paham ini bertujuan untuk membangun tatanan masyarakat baru yang lebih layak dan adil.







E.     Paham Aliran Eksistesialisme
Eksistensialisme ialah filsafat yang memandang segala fenomena dengan berpangkal untuk eksistensi. Dengan demikian, eksistensialisme pada hakikat-nya bertujuan mengembalikan eksistensi umat  sesuai dengan suasana hidup asasi yang dia punya dan dihadapinya.
Paham eksistensialisme tidak saja satu, tetapi terdiri atas sekian banyak  pandangan yang berbeda-beda. Berdasarkan keterangan dari Kierjegaard eksistensialisme ialah suatu penolakan terhadap sebuah pemikiran abstrak, tidak logis atau tidak ilmiah. Jadi eksistensialisme menurutnya ialah segala format kemutlakan rasional. Dari sini dicerna bahwa aliran ini berkeinginan memadukan hidup yang dipunyai dengan pengalaman, dan kondisi sejarah yang ia alami, dan tidak mau terbelenggu oleh hal-hal yang sifatnya abstrak.
    Mengenai pandangannya mengenai pendidikan, diputuskan bahwa aliran eksistensialisme tidak menghendaki adanya aturan-aturan edukasi dalam bentuk. Oleh karena itu, eksistensialisme dalam urusan ini menampik bentuk-bentuk  edukasi sebagaimana yang terdapat sekarang. Berdasar pada pandangan aliran eksistensialisme tersebut, maka tidak sedikit kalangan berpengalaman pendidikan yang tidak setuju terhadaonya, sampai-sampai aliran eksistensialisme tidak tidak sedikit dibicarakan dalam filsafat pendidikan.

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Filsafat pada umumnya ialah metode berfikir secara bebas, kritis, dan reflektif. Metode atau teknik berfikir laksana ini, pun diterapkan dalam filsafat pendidikan. Di dalam filsafat pendidikan memiliki beberapa perbedaan paham – paham dan aliran karena adanya perbedaan pemikiran para tokoh yang menganut paham dan aliran tersebut. Seperti halnya aliran progresivisme, esensialisme, perenialisme, rekonstruksisme dan eksistensialisme.
Klasifikasi aliran-aliran filsafat pendidikan berdasarkan perbedaan-perbedaan teori dan praktek pendidikan yang menjadi ide pokok masing-masing filsafat tersebut. Demikian pula klasifikasi itu sendiri akan berbeda-beda menurut cara dan dasar yang menjadi kriteria dalam menetapkan klasifikasi itu.

B.     Saran
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan pengetahuan kami masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Sumber internet :
Diakses pada 21 Maret 2019 Pukul 08.25
http://aliran-aliran filsafat pendidikan.blogspot.com/2010/03/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html
Diakses pada 21 Maret 2019 Pukul 08.30
Diakses pada 21 Maret 2019 Pukul 21.27

1 komentar:

  1. Bet of The Day by William Hill - Woolworth Europe
    bet of the day by William Hill as we febcasino will be 카지노사이트 the latest bet of the day by William 바카라 사이트 Hill (2pm BST).

    BalasHapus

perbedaan sistem

1.       Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep yang tidak tampak secara fisik at...